Terwujud

Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan



Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !, jika ada unek-unek komen aja
Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dan statis di jaman lampau kepada yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era pembangunan, membawa tanggung jawab yang lebih luas kepada kepala sekolah. Menurut Hanson sebagaimana dikutip Sulistyorini, pada dasarnya istilah kepemimpinan itu dipahami sebagai suatu konsep yang didalamnya mengandung makna bahwa ada proses kekuatan yang datang dari seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok dalam organisasi. Adapun menurut Koontz, O’Donnel dan Weihrich antara lain dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni atau proses mengetahui orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.[1]

Dari konsep tersebut dapat dikembangkan lebih jauh makna yang terkandung di dalamnya. Makna kata, “kemauan keras berusaha” di dalamnya mencerminkan keinginan keras dengan penuh semangat dan percaya diri (confidence to work with real and). Arti kata “semangat” sebenarnya di dalamnya tercermin hasrat, kesungguhan dan intensitas dalam melaksanakan pekerjaan. Demikian pula di dalam kata “percaya diri” merefleksikan pengalaman dan kemampuan teknis (technical ability).

Kata “memimpin” mempunyai arti: memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal. Dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan atau memacu (to prod), berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan.

Seseorang pemimpin dapat dibandingkan dengan seorang pemimpin orkes (orchestra). Pemimpin orkes berfungsi menghasilkan bunyi yang terkoordinasi dan tempo yang betul, melalui usaha terpadu dari para pemain musik (instrumentalis).Kualitas kepemimpinan director orchestra akan mengalunkan suara suara yang tidak menentu (desultory fashion) atau dengan penuh kecermatan dan antusias.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.

a. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Koontz memberikan defenisi fungsi kepemimpinan sebagai berikut:[2] “The function of leadership, therefore, is to induce or persuade all subordinates of followers to contribute willingly to organizational goals in accordance with their maximum capability”.

Mengacu pada definisi di atas, agar para bawahan dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk (to induce) dan meyakinkan (persuade) bawahan. Hal ini berarti, apabila seseorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karenanya kepala sekolah harus:
  • Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan para siswa.
  • Sebaliknya kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, dengan cara:
  • Meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa yang dilakukan adalah benar.
  • Membujuk (induce), berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa bahwa apa yang dikerjakan adalah benar.
  • Pendapat berbeda mengenai peranan kepemimpinan, dibicarakan pula H.G. Hicks dan C.R Gulleti[3], ada delapan rangkaian peranan kepemimpinan (leadership functions), yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai.
  • Kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
-------------------------
[1] Koontz, et. Al, Management, (New York: Mc. Grow Hill, Inc., Seventh Edition, 1980), h. 659-686.
[2] Koontz., et. Al, Management…, h. 662
[3] Hick, Herbert G., Gullet, C., Ray, Organization: Theory and Behavior, (by Mc Graw-Hill, Inc., 1975), h. 306-307.


Artikelnya sudah di share, makasih ya !

Mau Artikel Gratis! Silahkan Tulis Email Anda.
Print PDF

You Might Also Like:

Previous
Next Post »

Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:

*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan

Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.

Klik dan Copy Icon di bawah:
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

By: Terwujud.com
Terima Kasih!!

Copyright © 2014 Terwujud.com - All Rights Reserved