GOLPUT Asumsi Pilihan Masyarakat

Keberadaan di indonesia saat ini tengah diperhitungkan dalam asumsi yang masih menjadi perdebatan sengit antar masyarakat. Hal ini berkaitan dengan PEMILU 2014 terutama dalam pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Adanya isu-isu Golput yang senter diperbincangkan menjadi permasalahan konkrit yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Adanya Golput hingga mencapai 50% menjadi inti pembahasan yang akan kita teliti kebenarannya atau ini hanya sekedar asumsi saja, sebab banyaknya kekecewaan masyarakat Indonesia mengenai janji-janji para pemimpin yang tidak kunjung terbukti secara realita merupakan salah satu bentuk apresiasi terjadinya Golput pada saat pemilu berlangsung.

Jika asumsi tentang adanya golput sebesar 50% benar-benar terjadi, maka hal ini membuktikan semangat bangsa Indonesia untuk memilih sang kandidat calon pemimpin bangsa sudah luntur habis tertelan manisnya janji berbalas pahit tanpa sebuah bukti.

“Pemimpin ini dan itu sama aja, toh nasib kita sama juga tanpa ada perubahan positif dan pasti, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin melarat”, petikan kalimat tersebut merupakan kisah nyata yang saya dengar langsung dari beberapa contoh keluhan masyarakat indonesia jika dihadapkan dengan pesta rakyat yaitu pemilu.

Namun, walaupun demikian, hendaknya kita bijaksana menghadapi permasalahan ini, selaku bangsa Indonesia, maka hindarkanlah sebaik mungkin kebijakan untuk mengambil keputusan Golput, pilihlah calon pemimpin yang benar-benar telah anda filter dari berbagai arah, jika pilihan tersebut telah ada, maka lakukanlah sebagaimana yang harus dilakukan tanpa Golput dengan alasan “sama Saja”.